Sunday, April 26, 2009

Mengapa Lipat Kajang tidak melahirkan agamawan.

(Lipat Kajang has not produced really famous Muslim scholars/teachers since the demise of the late Hj Ahmad Hurairah many many years ago)

Agamawan ada lah perkataan baru bagi saya, saya baru mendengarnya beberapa hari dahulu. Perkataan ulamak telah banyak saya dengar. Ustaz memang sering kali. Tok Lebai memang ada jugak tapi kebanyakan nya di kampong2.

Lipat Kajang tidak ada pun menlahirkan agamamwan (setahu saya) yang masyhur mahu pun terkenal selepas kembali nya ke rahmatullah Yg Bhg Tuan Hj Ahmad Hurairah. Megapakah perkara saperti ini berlaku?

Saya tidak dapat menulis atau memberi pandangan mengapa, fikiran saya buntu kerana saya berasa dukacita diatas ketiadaan nya agamawan yang masyhur mahu pun terkenal dari Lipat Kajang. Dari kampong2 lain (berhampiran atau jauh sedikit) mungkin jugak tiada yang masyhur atau betul2 terkenal tetapi mereka ada melahirkan/mengeluarkan agamawan yang kadang kala saya temui di merata tempat di Negeri Pahang atau pun di luar Negeri Pahang.

Kalaulah ada pembaca blog ini dari Lipat Kajang atau pun dari luar Lipat Kajang yang dapat memberi sebab2 yang bernas, yang boleh menjadikan satu topic untuk di bincangkan atau pun memberi syor2 yang bernas tentang macam mana sebuah kampong Melayu yang penduduknya 100% berugama Islam tidak dapat /melahirkan/mengeluarkan agamawan yang boleh di pandang/sanjung tinggi oleh masyarakat, di Kampong Lipat Kajang, atau di Daerah Temerloh atau di Negeri Pahang atau pun di Malaysia amnya.


Lipat Kajang people (or decendents) are encouraged to participate& contribute (Orang Lipat Kajang, atau keturunan, di jemput memberi sumbangan idea)

4 comments:

  1. Sdr,
    Does it matter...really?
    from anywhere on this earth, we say alhamdulillah.

    ReplyDelete
  2. I believe that it matters. I believe that if a kampong produces 1 agamawan, imagine how many agamawan can we produce in Malaysia. Looking at the situationn in Malaysia today, I believe that there is still need for more agamawan, what with murtad, immoral practices, gambling, drinking etc etc, may not be in Lipat Kajang but the trend is worrying. I believe that an agamawan from Lipat Kajanag will contribute to making realisation of Malaysian over their non-islamic practices (that is their practices outside the Koraan and the Hadith), and if Lipat Kajanag can produce more then its much better. Not that Lipat Kajang has no agamawan, but do they (have they?) contribute to society actively?
    Lipat Kajang must attempt to produce agamawan of calibre......... dari anak Lipat Kajang sendiri.
    I am not denying that any agamawan from anywhere on this earth is acceptable, but agamawan must also to be (real and just semed to be) active in Lipat Kajang even if any is present in Lipat Kajang from outside Lipat Kajanag.

    ReplyDelete
  3. to define agamawan is not easy let alone ulama,ustaz,preacher etc.no need to be sad not having even ones from LK.
    life goes on.

    ReplyDelete
  4. life goes on even without ............ hate to say it, religion.
    lembu kerbau kambing .......... life goes on .........

    ReplyDelete